Saya termasuk orang yang kagum dengan matahari. Sosok yang melambangkan harapan, keindahan, dan ketangguhan. Tidak heran jika ada sebagian manusia yang mendewakannya.
Kehadiran matahari selalu dinanti. Jejaknya selalu menghasilkan sensasi yang 'tak bisa disia-siakan. Hangatnya surya panorama pagi, indahnya senja di sore hari, atau menawannya malam saat purnama tiba.
Pada tulisan kali ini saya akan berbagi keindahan jejak matahari di Bandar Ma'mur. Salah satu destinasi wisata senja di Kota Banda Aceh.
Kehadiran matahari selalu dinanti. Jejaknya selalu menghasilkan sensasi yang 'tak bisa disia-siakan. Hangatnya surya panorama pagi, indahnya senja di sore hari, atau menawannya malam saat purnama tiba.
Pada tulisan kali ini saya akan berbagi keindahan jejak matahari di Bandar Ma'mur. Salah satu destinasi wisata senja di Kota Banda Aceh.
Mendengar nama Bandar Ma’mur sepertinya masih asing bagi sebagian orang. Nama ini dilantunkan dalam Hikayat Aceh untuk menjuluki wilayah yang disebut dengan Gampong Jawa (Kampung Jawa). Kampung ini berbatasan langsung dengan istana utama Aceh yang disebut dengan Gampong Pande Meunasah Kandang atau Gampong Pande.
Gampong Jawa terletak sekitar 3Km dari pusat kota. Berbatasan dengan Gampong Pande disebelah barat, Selat Melaka di sebelah utara, Gampong Peulanggahan disebelah selatan, dan sebelah timur dengan Krueng Aceh, yang merupakan sungai yang membelah ibukota negeri Serambi Mekkah.
Ada yang miris ketika berbicara
mengenai Kutaradja. Tempat yang dulunya pernah menjadi pelabuhan bagi para
jamaah haji dan merupakan wilayah yang notabene adalah situs dari sejarah
kerajaan Aceh, namun ternyata dijadikan tempat pembuangan sampah ibu kota. Padahal
jika ditelaah lagi daerah tersebut masuk istana bagian dalam kerajaan Aceh di
Kutaradja. Hal ini banyak menjadi keresahan masyarakat dan para pecinta
sejarah. Penempatannya yang tidak jauh dari kota, serta sangat dekat dengan
laut menjadi mengerikan jika sampah-sampah itu terus menumpuk dari waktu ke waktu. Semoga saja pemerintah daerah sudah
memimikirkan dengan matang sebab dan akibatnya atas pilihan tersebut.
Dibalik gunungan sampah-sampah
tersebut, ternyata Gampong Jawa memiliki pesona yang tidak biasa. Jejak-jejak
matahari menorehkan keindahan yang luar biasa. Di Pantai Gampong Jawa ini kita bisa menjadi saksi tenggelamnya matahari
dari balik pulau Aceh atau senja merah yang mewarnai pulau Weh, Sabang. Merupakan
tempat yang sempurna untuk menikmati jejak sang matahari. Hal ini dapat
terlihat dari antusias masyarakat kota yang selalu memadati pantai tersebut
saat sore tiba.
Selain menarik untuk menikmati senja
bersama sahabat atau keluarga, pantai ini juga sangat populer dijadikan spot memancing
bagi warga kota.
Untuk menikmati jejak matahari di
Gampong Jawa, anda tidak terlalu sulit mencarinya. Letaknya sekitar 100 meter
dari gapura kampung Jawa. Melewati gunungan sampah TPA (Tempat Pengolahan
Akhir), kita langsung dapat menikmati lautan lepas yang indah. Pantai yang
menjadi persinggahan matahari, meninggalkan jejak-jejak fajar dan senja yang
mengobati sanubari.
Selamat berkunjung! :)
Video Jejak Sang Matahari |
Dibalik Pulau Aceh |
Memancing |
Spion |
Weh dan Anak Lelaki |
Revolusi Jejak Senja |
0 comments:
Posting Komentar