468x60 Ads

RELIGION CORNER
TRAVEL STORY
HEALTH INFO
FEATURES STORY
TALKING BUSINESS
CULTURE/ART

Senin, 14 April 2014

WISATA SEJARAH DAN RELIGI KOTA MEDAN

HORAS MEDAN!!!
Berwisata di kota besar biasanya tidak jauh-jauh dari destinasi 3F (Fun, Food, dan Fashion). Mulai dari tempat-tempat hiburan, wisata kuliner, atau keliling ke pusat perbelanjaan.
Tapi, tentu itu bukan ‘tok pilihan untuk menikmati kota. Ada cara lain yang menarik dan bisa anda lakukan saat berkunjung ke sebuah kota besar, yaitu Wisata Sejarah dan Religi.
Kali ini saya punya kesempatan untuk mengunjungi kota Medan, Sumatera Utara. Kotanya orang Batak, Horas Bah, hehe.
Dulunya, kota ini bernama Kampung Medan. Didirikan pertama kali oleh seorang tabib bersuku Karo bernama Guru Patimpus, sekitar tahun 1590 silam. Sebuah kampung yang kini sudah disulap dan berganti nama menjadi Kota, sejak diresmikannya pada tahun 1918.
Kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya ini, memiliki daya tarik keberagaman agama, suku, dan budaya. Itulah yang menjadi alasan kenapa harus memilih berwisata sejarah dan religi di kota ini. Selain bisa manambah ilmu sejarah, tentu juga bisa menghilangkan penat sambil berwisata.
Menurutku, atmosfir Medan itu lebih terasa saat saya kembali di umur 24 tahun ini. Entah karena memang pergi sendirian, atau kotanya memang yang sudah semakin ramai. Apalagi makin banyak-nya kuliat gadis-gadis cantik disini. hehe 
Pertama kali masuk ke kota Medan, yaaa seperti kota-kota pada umumnya “padat, ‘bising’, dan lumayan “macet.’
Pemandangan yang beda dari kota asalku Banda Aceh, menurutku terletak pada bangunannya. Selain bangunan yang padat dan mulai menjulang tinggi. Kota Medan itu juga merupakan tempat yang dihuni beragam suku dan agama. Cukup banyak saya jumpai tempat ibadah di kota ini, baik Mesjid, Gereja, Vihara, dan juga beberapa Kuil dan Candi. Selain itu, kota ini juga memiliki beragam suku budaya. Di Sumatra Utara bisa dibilang ada tujuh suku yang signifikan jumlahnya, yaitu etnik Batak sebagai mayoritas, kemudian Jawa, Melayu, Nias, Tionghoa, Minang, dan Aceh. Disamping suku-suku tersebut kita juga bisa menemukan beberapa suku Tamil/India dan suku lainnya yang mendiami kota Medan. Menurutku, ini yang menjadi menarik dari kota Medan. Indonesia banget. Bhineka Tunggal Ika. :)
Baiklah! langsung saja. Untuk anda yang bingung mau kemana saat berada di Kota Medan dan mau mencoba destinasi wisata sejarah dan religi di kota ini. Mungkin tempat yang telah saya kunjungi ini bisa menjadi pilihan buat anda.

  1. Istana Maimun
Istana Maimun terletak tidak jauh dari pusat kota. Di istana ini kita bisa belajar banyak tentang Kesultanan Deli yang merupakan salah satu dari empat Kesultanan Besar di Sumatra Utara. 
Nama Deli sendiri diambil dari sejarah Raja Deli 1 yakni Tuanku Gotjah. Pahlawan yang merupakan keturunan dari Raja Delhi Akbar (Hindustan, India).
Di sepanjang sejarah keberadaannya. Kerajaan Deli sudah wujud sejak abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20 M sampai ketika memutuskan bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 
 Istana Maimun
                                               
Sampai saat ini Kesultanan Deli masih eksis sebagai Kesultanan, dimana Sultannya bertindak sebagai Kepala Adat dan Adat Istiadatnya masih tetap dilaksanakan sebagai cermin dari budaya bangsa yang luhur.
Dalam istana Maimun, kita bisa melihat peninggalan-peninggalan Kesultanan Deli, mulai dari foto-foto Sultan dan Permaisuri, senjata-senjata pada masa Kesultanan, kursi Raja tempo dulu, dan banyak peninggalan lainnya.
 Salah satu peninggalan Kesultanan Deli

Sofa Kesultanan Deli

Perhiasan Kesultanan Deli

Ruang Informasi tentang Kesultanan Deli
Senjata tombak Kesultanan Deli


Pelaminan Melayu

Ruang bagian dalam Istana Maimun

Bagi anda yang ingin menjadi permaisuri Melayu dalam sehari, anda bisa menyewa pakaian adat yang sudah disediakan. Dan puas-puaslah berfoto ria disana. :)
Toko Souvenir
Di dalam Istana Maimun ini, anda juga bisa membeli pernak-pernik khas untuk orang yang anda cintai. Beragam oleh-oleh khas Melayu dapat anda peroleh disini. Dengan syarat, BUKAN artefak-artefak yang sedang dipajang yang mau anda beli, hehe. Atau anda juga bisa menelusuri kios-kios di perparkiran Istana yang juga menjual beragam souvenir khas Medan. Ada syaratnya lagi, asal anda bukan membeli MOTOR yang sedang diparkir. wahaha   

2.   Legenda Meriam Puntung


Masih dalam komplek Istana Maimun, kita juga bisa melihat peninggalan meriam puntung. Pertama saya mendengar nama tersebut, ingin sekali bibir ini menyanyikan sebuah lagu dangdut.  
"Dasar kau buaya buntung, tung. Pacaran kok itung-itung….." (lagu Inul Darasista). Hehe. Just kidding bro.
Dengan membayar uang masuk sebesar Rp.5000 anda bisa mendengar cerita legenda meriam puntung. Yang konon ceritanya…..
Menurut hikayat puak Melayu Deli, Meriam Puntung adalah penjelmaan dari adik Putri Hijau dari Kerajaan Deli Tua bernama Mambang Khayali yang berubah menjadi meriam dalam mempertahankan Istana dari serbuan Raja Aceh yang ditolak pinangannya oleh Putri Hijau. Akibat larasnya yang cukup panas karena menembak terus menerus, maka akhirnya pecah menjadi dua bagian. Ujung meriam yang merupakan bagian yang satu melayang dan menurut dongeng jatuh di Kampung Sukanalu, Kecamatan Barus Jahe Tanah Karo, sedangkan bagian yang lain disimpan pada bangunan kecil disisi Istana Maimun.
Begitulah meriam puntung bermula, berkisah dari perang akibat kegalauan seorang Raja. ;)
 
Bangunan tempat Meriam Puntung disimpan

Meriam Puntung


       3.      Masjid Raya Al-Mashun

Masjid Raya Al-Mashun Medan merupakan salah satu bangunan bersejarah peninggalan Sultan Deli dan masih dipergunakan oleh masyarakat Muslim untuk shalat setiap hari. 
Masjid Al Mashun Medan
Masjid ini berjarak 200M dari Istana Maimun. Dibangun pada tahun 1906 oleh Sulthan Ma’moen Al-Rasjid Perkasa Alamsyah dan dipergunakan pertama kali pada tanggal 19 September 1909.
Sisi pintu gerbang Mesjid
Kemegahan dan kekhasan bangunan Mesjid tersebut menjadi salah satu kebanggaan warga Medan. Hampir setiap hari Mesjid tersebut terlihat ramai oleh masyarakat setempat, serta kunjungan para wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri. Hal menarik lainnya adalah Mesjid ini tidak hanya dapat dikunjungi oleh Muslim saja, bahkan non Muslim juga bisa menikmati keindahan Mesjid tersebut, dengan syarat menggunakan pakaian sopan dan mematuhi peraturan setempat tentunya. 
Wisatawan mancanegara
Jadi, jangan lupa berkunjung kalau anda sedang berada di Kota Medan. HORAS!
   
       4.      Vihara Gunung Timur.

Mencari Vihara di Medan tidaklah sulit, dikarenakan kota Medan ini juga merupakan tempat dimana banyak orang-orang Tionghoa/China yang juga menjadi bagian kota yang 'tak terpisahkan.
Sejarahnya, kota Medan ini memang tempat dimana banyak didatangkan tenaga kerja dari suku Jawa dan Tionghoa yang kebanyakan bekerja di perkebunan dan perdagangan. Jadi, tidak heran kalau di kota Medan ini anda juga banyak berjumpa dengan orang dari negeri tirai bambu tersebut.
Kehadiran mereka juga menjadikan kota Medan memiliki destinasi wisata berupa Vihara atau kalau di Indonesia sering disebut “Klenteng.” Tempat ibadah bagi umat Buddha, yang kemudian menjadi populer untuk dijadikan tempat wisata religi.
Vihara Gunung Timur

Patung di Vihara

Vihara ini dibangun tahun 1960-an. Menjadi salah satu bangunan bersejarah di Kota Medan dan merupakan Vihara terbesar di Medan, bahkan Sumatera. Luasnya sampai setengah hektar atau 5000m2.
Bangunannya yang unik dan khas Tionghoa membuat banyak wisatawan tertarik untuk datang berkunjung, dan mengabadikan beberapa photo disana.
Lokasi Vihara gunung Timur berada di Jalan Hang Tuah No.16 Medan. Kurang lebih sekitar 100 Meter dari Kantor Gubernur Medan. Tidak begitu sulit untuk mencarinya, Apalagi saat ini sudah ada ‘google map’ yang bisa dimanfaatkan untuk peta petunjuk anda.

       5.      Kuil Agung Shri Mariamman

Acha Acha, Nehi Nehi. 
Tidak hanya etnik Tionghoa saja yang punya destinasi wisata religi di Kota ini, tetapi etnik Tamil/India juga punya Kuil yang bisa dikunjungi, yaitu Kuil Agung Shri Mariamman.
Kuil ini menjadi tempat peribatan umat Hindu yang diresmikan oleh Gubernur Kepala Daerah  Tk. I. yaitu Bapak H. Raja Inal Siregar pada tanggal 23 Oktober 1991.
Kuil tersebut terletak di Jalan Teuku Umar No.18, atau lebih dikenal dengan Kampung Keling atau Kampung Madras. Tempat dimana memang banyak mayoritas etnik Tamil yang beragama Hindu tinggal di Kota Medan.
Pintu masuk Kuil

Dewa-Dewa umat Hindu

Sisi dalam Kuil
‘Tak jauh dari SUN Plaza Medan, anda bisa langsung menemukan Kuil Shri Mariamman yang terlihat begitu khas berwarna keemasan, dengan 'ghopuram' berbentuk segitiga dengan patung-patung yang bersusun. 
Ghopuram editan awak :P
Kuil ini terbuka untuk umum pada waktu tertentu saja. Pagi dibuka pukul 6.00-12.00 WIB, sore pada pukul 16.00-20.00 WIB dan gratis untuk siapa saja.
Acha e, Achaaaaa.

Nah! Jadi itu beberapa destinasi yang bisa anda kunjungi di Kota Medan. Sebenarnya masih banyak tempat bersejarah dan wisata religi lainnya yang bisa dijelajah disini. Tapi berhubung saya tidak sempat berkeliling lagi, jadilah ini saja yang saya rekomendasikan untuk anda. 
Terimakasih.